Karya Feby Adhitya Permana yang bernama "Kahuma" dalam Malang Fashion Week 2022 (Dok. Pribadi: Instagram @uncultured.png) |
Kesukaannya
dalam menggambar merupakan langkah awal Feby memulai passion-nya dalam bidang fesyen. Impiannya sebagai fashion designer di brand besar membuat Feby lebih terdorong untuk mengasah kemampuannya.
Berbagai event dan kompetisi dilakukan
Feby untuk mengatahui perkembangan fesyen saat ini.
Febby
Adhitya Permana mulai menggemari dunia fesyen semenjak ia duduk di bangku
Sekolah Menengah Pertama (SMP) ketika ia mengikuti teater. Selama sekolah ia tidak
memiliki basic dalam tata busana. Bahkan,
saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) ia mengambil jurusan IPA yang
tidak ada korelasinya dengan teknik-teknik dalam tata busana. Namun, dengan bekal
bakat menggambar yang dimiliki membuat ia giat dalam mempelajari dunia fesyen.
Orang
tua Feby memberi dukungan kepada Feby untuk mencapai impiannya sebagai fashion designer walaupun awalnya merasa
keberatan karena Feby merupakan seorang laki-laki, sebab fesyen masih dianggap hal
yang tabu untuk laki-laki. Namun, Feby berhasil meyakinkan kedua orang tuanya
dengan dengan mengikuti Junior
Design Fashion Competition yang diadakan oleh Arva School of Fashion di Surabaya
pada tahun 2017 atau saat Feby duduk di kelas 3 SMA.
Dengan
modal nekat dan bakat menggambarnya, Feby berhasil menjadi finalis dalam
kompetisi tersebut. Feby yakin passion-nya
terletak dalam bidang fesyen. Oleh karena itu, ia tidak ingin asal pilih dalam
memilih jurusan kuliah. Menurutnya, melakukan sesuatu sesuai dengan passion dapat membuat ia excited ketika mengerjakannya.
Mahasiswa
Desain Mode dari PoliMedia Jakarta ini mempelajari teknik-teknik tata busana mulai
dari nol seperti belajar membuat pola dan menjahit. Dosen-dosen Feby mendukung
penuh keinginan Feby termasuk mendukungnya ketika mengikuti kompetisi dalam
Malang Fashion Week 2022. Berkat ketekunan dan dukungan penuh dari
dosen-dosennya, Feby berhasil menjadi juara 3 kompetisi Upcycle Fashion di Malang Fashion Week 2022 yang diadakan oleh
Indonesia Fashion Chamber.
Dalam
kompetisi tersebut, Feby membawakan rancangan karya bernama “Kahuma” yang
berasal dari bahasa Sunda. Karya tersebut terinspirasi dari kegiatan pertanian
yang masih dilakukan tradisional di Subang tempat asalnya. Semua elemen-elemen yang
ada dalam pertanian diinterpretasikan dalam karyanya yang bernama “Kahuma”
tersebut.
Tidak
hanya bidang fesyen, Feby juga pernah mendapatkan penghargaan juara 2 dalam
Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) dalam bidang kriya dan desain
tingkat regional. Penghargaan-penghargaan yang didapatkan oleh Feby tidak lepas
dari motto hidupnya yang berbunyi “If you think you can, then you can”. Ia
percaya setiap orang bisa melakukan segala hal yang diinginkan jika pikirannya
mengatakan “bisa” dan tidak perlu memikirkan perkataan orang lain.
Sebagai
masyarakat urban, Feby ingin menjadi inspirasi bagi kalangan muda, khususnya
dalam bidang fesyen sebab dunia fesyen sedang menjadi incaran utama masyarakat
urban dan memiliki perkembangan yang signifikan.
Sumber Foto: Dok. Pribadi (Instagram @uncultured.png)
NA
Komentar
Posting Komentar